KLIPING APAKAH ITU?
Kliping merupakan kegiatan
pengguntingan atau pemotongan bagian-bagian tertentu dari surat
kabar, majalah atau sumber yang lain kemudian disusun dalam sistem
tertentu dalam suatu bidang. Kliping sebagai salah satu sumber
informasi dan pengetahuan penggunaannya belumlah semaksimal sumber
yang lain misalnya buku. Padahal dari kliping juga bisa didapat
sumber informasi dan pengetahuan yang tidak kalah pentingya bahkan
bisa didapatkan berita terbaru.
Hal ini terungkap dalam diskusi
mengenai kliping di Pustaka Teater Garasi hari Kamis 27 April 2006
dengan pembicara Lasa HS (dari FPT UGM, penulis dan pustakawan) dan
Primanto Nugroho (dari Nandan Institute of Art Studies). Diskusi ini
terselenggara atas kerjasama Library Project-Cemeti Art Fondation
dengan BIBLIO: Jejaring Perpustakaan Alternatif Yogyakarta.
Lasa HS mengatakan bahwa sumber
kliping bisa didapat dari terbitan berkala misal jurnal, tabloid,
koran, majalah. Terbitan berkala mempunyai kelebihan yaitu: media
pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih luas dibanding buku, bisa
menyampaikan informasi lebih cepat, bisa terjadi komunikasi dua arah
(misal lewat surat pembaca), berisi pikiran-pikiran terbaru yang
belum tentu terdokumentasi dalam bentuk buku.
Fungsi kliping adalah mengemas ulang
bacaan, sedangkan yang dikliping bisa berupa artikel, berita atau
foto. Agar terkliping dengan baik maka sumber harus jelas (nama
koran, majalah atau yang lain, tanggal terbit, halaman ), tenaga
yang telaten, teliti dan kreatif, profesional (bisa memilih tema
yang dikliping misal sesuai pengguna atau misi lembaga).
Teknis membuat kliping ada dua yaitu
sistem ordnere (satu bendel berisi satu tema tanpa memperhatikan
judul surat kabar maupun urutan waktu, misal tentang adat istiadat
daerah tertentu, olah raga). Kedua sistem evixe (menitikberatkan
pada satu surat kabar atau majalah yang terbit dalam jangka waktu
tertentu secara kronologis, misal mengkliping koran dengan batasan
waktu satu atau dua bulan). Teknis kedua ini resikonya ada
bermacam-macam tema. Fungsinya dapat untuk melacak suatu peristiwa
pada waktu-waktu tertentu dengan lebih mudah.
Kliping sebaiknya diberi indeks (bisa
indeks judul, nama penulis atau topik tulisan), direproduksi (misal
dalam bentuk fotokopi, micro film, cd), yang tidak kalah pentingnya
adalah dipromosikan (terutama pada para intelektual: guru, peneliti,
ulama dan lain-lain).
Sedangkan Primanto Nugroho mengatakan
kliping bisa dibedakan, pertama untuk kepentingan pribadi (hal ini
tergantung pada keperluan, minat dan gaya seseorang). Kedua kliping
yang dikerjakan dengan fokus tema tertentu dan ada kejelasan
kalangan mana yang memerlukan. Dengan membaca kliping bisa melatih
kekritisan berpikir, menganalisa suatu peristiwa dan isi berita.
Kliping adalah alat bantu yang bisa dibuat sendiri (mudah dan murah
karena waktu dan anggaran bisa disesuaikan kemampuan) agar tidak
terseret dalam berbagai arus informasi yang membanjir. Caranya
dengan memilih sendiri kumpulan informasi yang diinginkan.
Dalam pembuatan kliping yang harus
diperhatikan adalah apa tujuan pembuatan kliping, fokus yang akan
dikliping dan sasaran pengguna. Kliping sebagai sumber informasi
bisa dijadikan alternatif “pengganti” buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar