Sabtu, 24 Maret 2012

KLIPING APAKAH ITU?

Kliping merupakan kegiatan pengguntingan atau pemotongan bagian-bagian tertentu dari surat kabar, majalah atau sumber yang lain kemudian disusun dalam sistem tertentu dalam suatu bidang. Kliping sebagai salah satu sumber informasi dan pengetahuan penggunaannya belumlah semaksimal sumber yang lain misalnya buku. Padahal dari kliping juga bisa didapat sumber informasi dan pengetahuan yang tidak kalah pentingya bahkan bisa didapatkan berita terbaru.
Hal ini terungkap dalam diskusi mengenai kliping di Pustaka Teater Garasi hari Kamis 27 April 2006 dengan pembicara Lasa HS (dari FPT UGM, penulis dan pustakawan) dan Primanto Nugroho (dari Nandan Institute of Art Studies). Diskusi ini terselenggara atas kerjasama Library Project-Cemeti Art Fondation dengan BIBLIO: Jejaring Perpustakaan Alternatif Yogyakarta.
Lasa HS mengatakan bahwa sumber kliping bisa didapat dari terbitan berkala misal jurnal, tabloid, koran, majalah. Terbitan berkala mempunyai kelebihan yaitu: media pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih luas dibanding buku, bisa menyampaikan informasi lebih cepat, bisa terjadi komunikasi dua arah (misal lewat surat pembaca), berisi pikiran-pikiran terbaru yang belum tentu terdokumentasi dalam bentuk buku.
Fungsi kliping adalah mengemas ulang bacaan, sedangkan yang dikliping bisa berupa artikel, berita atau foto. Agar terkliping dengan baik maka sumber harus jelas (nama koran, majalah atau yang lain, tanggal terbit, halaman ), tenaga yang telaten, teliti dan kreatif, profesional (bisa memilih tema yang dikliping misal sesuai pengguna atau misi lembaga).
Teknis membuat kliping ada dua yaitu sistem ordnere (satu bendel berisi satu tema tanpa memperhatikan judul surat kabar maupun urutan waktu, misal tentang adat istiadat daerah tertentu, olah raga). Kedua sistem evixe (menitikberatkan pada satu surat kabar atau majalah yang terbit dalam jangka waktu tertentu secara kronologis, misal mengkliping koran dengan batasan waktu satu atau dua bulan). Teknis kedua ini resikonya ada bermacam-macam tema. Fungsinya dapat untuk melacak suatu peristiwa pada waktu-waktu tertentu dengan lebih mudah.
Kliping sebaiknya diberi indeks (bisa indeks judul, nama penulis atau topik tulisan), direproduksi (misal dalam bentuk fotokopi, micro film, cd), yang tidak kalah pentingnya adalah dipromosikan (terutama pada para intelektual: guru, peneliti, ulama dan lain-lain).
Sedangkan Primanto Nugroho mengatakan kliping bisa dibedakan, pertama untuk kepentingan pribadi (hal ini tergantung pada keperluan, minat dan gaya seseorang). Kedua kliping yang dikerjakan dengan fokus tema tertentu dan ada kejelasan kalangan mana yang memerlukan. Dengan membaca kliping bisa melatih kekritisan berpikir, menganalisa suatu peristiwa dan isi berita. Kliping adalah alat bantu yang bisa dibuat sendiri (mudah dan murah karena waktu dan anggaran bisa disesuaikan kemampuan) agar tidak terseret dalam berbagai arus informasi yang membanjir. Caranya dengan memilih sendiri kumpulan informasi yang diinginkan.
Dalam pembuatan kliping yang harus diperhatikan adalah apa tujuan pembuatan kliping, fokus yang akan dikliping dan sasaran pengguna. Kliping sebagai sumber informasi bisa dijadikan alternatif “pengganti” buku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar